Rabu, 14 September 2016

Pembela atau Pembelot: Kahar Muzakkar





            Kahar Muzakar yang memiliki nama lengkap Abdul Kahar Muzakar adalah salah satu pejuang tanah air pada masanya. Ia lahir di Lanipa, Kabupaten Luwu, Sulawesi pada tanggal 24 Maret 1921. Ia meninggal pada tanggal 3 Februari 1965 pada umur 43 tahun. Pada masanya ia adalah salah satu tokoh terkenal dan legendaris di tanah kelahirannya. Ia adalah salah satu pendiri salah satu Tentara Islam Indonesia. Ia juga menjadi prajurit TNI dan berpangkat Letnan Kolonel.

            Pada saat masih di tanah kelahirannya, ia sering sekali memberontak terhadap kepala adat, karena ia tidak suka penerapan sistem feodalisme yang sangat ia benci. Oleh karena itu ia diberikan hukuman yang sangat berat, yaitu harus meninggalkan tanah kelahirannya di Luwu. Kahar pada akhirnya perhi meninggalkan tanah kelahirannya dan pergi ke Solo

            Setelah proklamasi dilaksanakan, pada hari yang sama, Kahar pergi ke Jakarta karena tergiur dengan pergerakan kemerdekaan yang ada di sana. Saat di Jakarta ia menunjukkan semnagat patriotnya. Saat Bung Karno dan Bung Hata dipaksa untuk berpidato, namun dhalngi oleh bayonet tentara Jepang, Kaharlah salah satu dari segelintir orang yang berani untuk mengusirnya. Selain itu semangat patriotnya juga ditunjukkan lewat pembebasan 800 tahanan di Nusakambangan. Pada Serangan Umum 1 Maret 1946. Kahar berdiri paling depan bersama laskarnya dalam 6 jam menguasai Yogyakarta.

            Kahar akhirnya dipercaya menjadi salah satu komandan berpangkat letnan kolonel. Pada tahun 1952, kahar berhasil menumpas Andi Aziz. Lalu ia meminta agar KGSS bisa ikut dalam pasukannya. Namun permintaan tersebut di tolak mentah-mentah. Kahar merasa sangat kecewa dan akhirnya mengundurkan diri menjadi letkol dan bergabung dengan DI/TII.

            Pada awalnya Kahara adalah patriot sejati. Namun semunya berubah terbalik setelah ia menjadi pemberontak. Memang jasanya besar untuk bangsa ini namun semuanya terhapus dengan pemberontakannya. Namun pada masanya bukan berarti Kahar selalu mendukung DI/TII. Ia hanya ingin membuat negara Indonesia islam namun federal. Pada akhirnya ia membuat Republik Persatuan Islam Indonesia

            Perjuangannya berakhir saat ia ditumpaskan pada 3 Februari 1965. Namun kematiannya masih menjadi misteri sampai sekarang. Kahar adalah salah satu pria Bugis yang meneruskan tradisi To Barani. Tradisi yang membakar semangat jiwa Sultan Hasanuddin. Dan seperti Bung Tomo yang dilupakan oleh pemerintah. Namun ia berhak untuk mendapatkan penghormatan dari seluruh rakyat Indonesia. Ia tetap menjadi pahlawan sekaligus patriot bagi rakyat Sulawesi Selatan.

Tulisan ini dibuat berdasarkan informasi dari:


        http://daerah.sindonews.com/read/880015/29/kahar-muzakkar-patriot-atau-pemberontak-1404494565/5

-     id.wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar