Impian
Seorang Anak Humoris
Pada
suatu hari di kota Jayapura, Papua. Tinggalah seaorang anak laki-laki bersama
kedua orangtuanya. Anak itu bernama Bertus. Bertus memiliki cita-cita untuk
menjadi stand up comedy.
Suatu
hari Bertus ingin sekolah lalu ia diantar oleh bapaknya ke sekolah. Sesampainya
di sekolah Bertus dan teman-temannya belajar hitung menghitung. Guru pun
berkata, “Ayo kita belajar hitung menghitung!!”. “ Ayo!!!”, kata anak anak
sambil berteriak dengan girang. “Nah, ibu guru punya soal, tolong dijawab ya
Bertus!”, kata ibu guru. “Jika ibumu mempunyai 5 buah manggis, lalu diberikan
ke adik mu 2, berapa buah manggis yang kamu dapat?” “Ini buah manggis beneran
atau ekstrak kulit manggis bu? Mastin ya bu?”, kata bertus. “sudahlah, sekarang
kamu jawab soalnya!”, kata ibu guru. Tiba-tiba bertus bertanya, “ibu kalau saya
tidak punya adik bagaimana? Kakak pun saya juga gak punya!”
“ya
sudahlah Neneng sajalah yang saya tanya.”, kata ibu guru. “kalau ibumu
mempunyai lima buah manggis, Lalu ibumu memberikan dua buah manggis kepada
adikmu, berapa yang kamu dapat?” “adikku siapa? Ujang?” “iya, misalnya Ujang”
“ah kalau ujang mah kalau makan mah harus dapat minimal 3, kalau tidak 3 nanti
dia nangis beruguling-guling!!” “bagaimana dengan adikmu yang satu lagi, Dian?”
“ah kalau Dian mana mau makan manggis, dia mah maunya makan semangka dua
buah!!!” “kalau begini kita gak jadi belajar matematika lah!!!”, kata ibu guru
sambil setengah tertawa dan setengah kesal
Sambil
berjalan pulang kerumah Bertus berandai-andai, “Andai kalau aku punya adik
pasti aku dapat manggis nya tuh. Nanti kalau adikku manggis nya dikasih ibu dua
gak mau, nanti aku tempeleng dia, kalau tetap gak mau kutambah sekali, jadi dia
gak mau makan manggis dan akhirnya aku dapat lima.”
Sesampainya
di rumah, Bertus langsung menuju meja makan dan segera makan. “Ibu, sayur apa
ini?” “Itu sayur paku.” “Kalau yang ini?” “itu sayur bambu!” “ibu berarti kalau
saya makan sayur paku dan sayur bambu, nanti saya BAB keluar pagar!!” “haduh
sudahlah makan sajalah!!”
Keesokan
harinya Bertus pergi ke sekolah seperti biasanya. Di sekolah pun ia belajar
matematika seperti biasanya. “Ok anak-anak, hari ini kita akan belajar
perkalian!!” “Bertus tolong jawab ibu yaa! Jawaban dari 4X6 sama dengan
berapa?” “oh saya tau bu, 4X6= 6X4, betulkan bu?” “bukan itu maksud ibu, Bertus.
Maksud ibu itu jawabannya berapa?” “ya jawabannya 6X4, bagaimana sih ibu nih!!”
“ya sudahlah sekarang kita ganti pelajaran!!!”.
Pada
waktu jam istirahat pagi Bertus dan kawan-kawannya bermain bola. Bertus bermain
bola dengan sangat lincah, hingga saat terjadi pelanggaran Bertus menendang,
freekick. Saat freekick Bertus menendang bola terlalu kencang sehingga memisang
dan membentur kepala seorang kakek yang sedang naik sepeda. Belum apesnya kakek-kakek
itu jatuh ke sungai dengan sepedanya. Lalu setelah kejadian itu Bertus membantu
kakek itu dan meminta maaf.
Setelah
sekolah Bertus pun pulang. Sesampainya di depan rumah, Bertus melihat bapak nya
sedang berdiri di depan tandon (bak penampungan air). “Apa yang sedang bapak
lakukan diatas sana?” “ini loh kan tadi air mati karena PDAM ada masalah dengan
pipa air nya, terus bapak tidak bisa mandi, supaya bisa mandi bapak mengisi tandon
dengan AQUA, tapi tandonnya gak mau
penuh penuh!!” “haduh bapak nih gimana sih, sudahlah istirahat dulu”, kata
Bertus.
Keesokan
harinya sekolah Bertus sedang libur karena ada final piala dunia 2014. Pada
malam harinya saat Jerman melawan Argentina Bertus dan bapak nya asyik menonton
nya, lalu tiba-tiba saat di menit menit terakhir mau gol, listrik satu Indonesia
mati. “hah kenapa mati nih Bertus? Ah padahal mau gol tadi!!!” “ooo, bapak saya
tahu mengapa listrik ini mati, listrik ni mati karena saat di tempat PLN ada
Electro dan Spiderman bertarung dengan sengit sehingga ada 200 gardu listrik
rusak!!!” “ooohhh gitu toh, ya sudahlah. Terus nanti yang betulin siapa nak?” “
pak nanti yang betulin tukang kebun sama OB, yak sama tukang bangunanlah pak. Haduuh!!!”
Paginya
bapaknya Bertus bercerita, “Jadi bapak ini punya teman bernama Simanjuntak tapi
biasa dipanggil Sim. Nah pada suatu hari Sim ini sedang mencari temannya
bernama gara-gara. Karena ingin cepat sampai di rumah gara- gara Sim melanggar
lampu lalu lintas, lalu didepannya ada polisi sedang berdiri dan Sim terkena
tilang. Lalu Sim ditanya, mana simnya kata pak polisi, saya Sim, mana sim nya,
saya Sim, kau cari gara- gara ya kata pak polisi, iya pak emang kenapa, setelah
itu Sim di hajar oleh pak polisi, dan sampai di rumah Sim dalam keadaan babak
belur.”
Setelah
bercerita bapaknya pergi bekerja. Saat di perjalanan, bapaknya Bertus berhenti sejenak karena ada lampu merah.
Tiba-tiba ada orang mengetuk kaca mobil. “iya ada apa apa ya?”, sambil
menurunkan kaca mobil. “maaf ya pak ini kaki saya tergencet oleh ban mobil
bapak!!” “ooh ya maaf ya”, sambil memajukan mobilnya. Sesampainya di kantor
bapaknya bertus memarkir mobilnya. Karena tidak bisa memundurkan mobilnya
sendiri bapak nya Bertus dibantu oleh tukang parkir. “yak, terus pak,terus,
terus, terus ehh pak maju maju maju!!”. karena tidak terdengar bapak nya bertus
terus mundur sehingga tukang parkir dibelakang tergencet mobil nya bapaknya
Bertus, belum juga apes kaki sang tukang parkir dua-duanya juga tergencet oleh
ban mobil, belum juga apes tukang parkir itu harus dalam posisi tergencet sampai
bapaknya bertus pulang, yaa kira-kira 8 jam lah.
Setelah
bercerita tadi pagi Bertus pun juga sekolah. Lalu setibannya di sekolah
beberapa anak bercerita tentang mengapa anjing tidak boleh dimakan. Lalu teman
Bertus berkata, “coba deh nanti kalian kalau pulang Tanya anjing mengapa tidak
boleh dimakan!!”. Setelah pulang sekolah bertus mencobannya, “eh anjing, kok
kamu gak boleh dimakan sih emang kenapa, jawab dong, jawab dong, ah dasar
anjing tidak bisa ngomong!!”. Setelah itu anjing itu mengejar Bertus 10KM
sampai Bertus kurus cungkring seperti orang kurang gizi.
Sebelum
pulang sekolah pada jam istirahat siang, ibu guru memanggil Bertus, “Bertuus
kamu dipanggil!!” “sama siapa bu?” “itu loh, kamu dipanggil sama yang diatas”
“hah masa’ bu, saya aja sekarang belum mati bu!!” “bener kamu dipanggil sama
yang diatas!!” “ih, ibu mah bohong” “masa’ ibu bohong, kamu tuh bener dipanggil
sama yang diatas!!” “diatas mana?” “Ituloh diatas atap, dipanggil sama pak Damar,
disuruh cuci baju.” “hah, masa’ cuci baju diatas atap?” “eh, ibu gak tau deh
maaf yak”
Lalu saat
pulang kerumah Bertus melihat ada sedikit renovasi di rumahnya. Saat sampai di
meja makan ada minuman segar seperti susu, tanpa bertanya Bertus langsung meminumnya.
Lalu ibunya datang, “Bertus tadi di meja ada cat putih didalam gelas, dimana ya?”
“cat mana bu, gak ada cat di meja bu, adanya susu!!” “itu bukan susu nak itu
adalah cat!!!” “hah, itu cat, yah bagaimana nih bu sudah masuk ke lambung saya,
mau saya muntahin nih bu, boleh kok bu.” “ ya sudah lah, nanti tinggal minum
obat ya.”
Nah
itulah awal dari cerita Bertus yang ingin menjadi stand up comedy, akankan cita
citanya tercapai, bagaimana cerita selanjutnya, tunggu saja dan harap tenang, kalau
tak tenang maka tak teman, eh salah yak. Berakit-rakit ke hulu, berenang renang ke
tepian, bersenang senang dahulu, dengar cerita Bertus kemudian. LOL
BERSAMBUNG DALAM CERITA KEDUA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar