I.
Hipotesa
Aku memilih ekosistem Situ Gintung karena dekat
dengan rumah. Lalu setelah setelah aku analisa secara fisiknya ternyata menurut
saya tercemar. Saya menyimpulkan bahwa air dan tanah di sekitar Situ Gintung
tercemar karena airnya berwarna coklat kehitaman dan agak bau. Lalu tanahnya
berwarna coklat kehitaman, bertekstur keras tapi tak memiliki bau. Selain itu
terdapat tanaman eceng gondok di bagian sungainya dan juga banyak sampah
plastik.
II.
Analisa Data
Aku menganalisa pH dan tes laboratorium, aku
menyimpulkan bahwa air ekosistem Situ Gintung tercemar. Karena memiliki pH
dibawah 7 yaitu 5. Kenapa aku menyimpulkan seperti itu, karena setiap
lingkungan yang memiliki air dengan pH dibawah 7, berarti air itu tercemar. Selain
itu tanah yang aku tes laboratorium, memiliki pH dibawah 7 juga yaitu 6. Selain
itu aku juga menganalisa dengan lakumus merah dan lakmus biru. Pada air lakmus
merah = lakmus merah, lakmus biru = lakmus biru. Pada tanah juga sama yaitu
lakmus merah = lakmus merah, lakmus biru = lakmus biru. Jadi tanah dan air
adalah garam.
III.
Interaksi Antar Komponen Pada Ekosistem
Pada setiap ekosistem terdapat komponen biotik
dan abiotik. Pada ekosistem Situ Gintung komponen abiotiknya adalah: sinar matahari,
air, tanah, pH, suhu, kelembapan, dan udara. Pada ekosistem Situ Gintung, terdapat komponen biotik
yaitu: buaya, ikan air tawar, rumput, kodok, belut, ular, bunga, kupu-kupu, dan
plankton.
Interaksi antar komponen biotik dan abiotik
yang ada di ekositem Situ Gintung ada beberapa. Pertama adalah buaya dengan udara. Buaya membutuhkan
udara untuk bernafas sehingga di dapat bertahan hidup. Lalu kodok dengan kelembapan.
Kodok membutuhkan kelembapan agar kulitnya selalu basah sehingga saat berada di
air dapat menggunakan kulitnya untuk bernapas. Lalu ada ikan air tawar dengan
air. Ikan air tawar sangat membutuhkan air untuk hidup karena ikan air tawar
hidup di air. Lalu ada rumput dengan sinar matahari dan tanah. Rumput membutuhkan
sinar matahari dan tanah karena untuk membuat makanannya sendiri, rumput
membutuhkan bahan-bahannya dari tanah yaitu zat hara dan sinar matahari. Lalu
belut membutuhkan air untuk hidup karena belut hidup di air. Plankton juga
membutuhkan suhu yang seimbang untuk hidup, karena jika suhunya terlalu tinggi
dan terlalu rendah, plankton dapat mati. Kupu-kupu membutuhkan udara untuk
bernafas dan bunga membutuhkan tanah untuk hidup
Lalu ada interaksi antar komponen biotik.
Interaksi antar komponen biotik ini disebut simbiosis. Ada beberapa simbiosis
yang terjadi di ekositem ini. Pertama adalah simbiosis predatorisme antara
buaya dan ikan air tawar. Disebut simbiosis predatorisme karena buaya memangsa
ikan air tawar. Lalu ada simbiosis mutualisme antara kupu-kupu dan bunga. Disebut
simbiosis mutualisme karena kupu kupu membutuhkan nektar untuk makan dan akibat
bantuan kupu-kupu, bunga bisa berkembang biak. Lalu ada simbiosis predatorisme
lagi antara katak dan ular. Simbiosis ini disebut predatorisme karena kular
bersifat predator dan memangsa katak sebagai makanannya. Lalu ada simbiosis
predatorisme antara katak dan kupu-kupu karena katak memakan kupu-kupu sebagai
makanannya. Lalu ada lagi simbiosis predatorisme di Situ Gintung yaitu antara
buaya dengan belut karena buaya memakan belut sebagai makanannya. Jadi kesimpulan
yang aku dapat bahwa di Situ Gintung terdapat bebarapa simbiosis dany simbiosis
yang paling banyak adalah simibosis predatorisme yang berarti memangsa
mangsanya atau makanannya.
IV.
Penyebab, Dampak, dan solusi Dari Pencemaran
yang Terjadi
Pada analisa data sudah saya simpulkan
bahwa air dan tanah yang berada di lokasi Situ Gintung tercemar. Setiap pencemaran
yang terjdi pasti ada penyebabnya. Pada lokasi Situ Gintung ini, penyebabnya
terjadi pencemaran adalah pembuangan sampah sembarangan oleh masyarakat atau
warga sekitar. Biasanya terjadi saat hari Sabtu dan Minggu saat dimana banyak
orang datang untuk melakukan olahraga pagi dan juga SKJ. Seperti pada gambar
diatas bahwa banyak sampah dibawah Bendungan Situ Gintung. Selain itu penyebab
terjadinya pencemaran ini adalah penggunanaan limbah deterjen yang cukup banyak
oleh warga sekitar, lalu dialirkan melalui selokan ke sungai Situ Gintung yang
akan diteruskan ke Kali Pesanggrahan.
Banyak sekali dampak yang bisa saja
terjadi atau bahkan sudah terjadi di ekositem Situ Gintung ini. Dampak yang
pertama adalah ekositem di sekitar Danau Situ Gintung dapat rusak sehingga
dapat mengganggu interaksi antara komponen biotik dengan biotik maupun biotik
dengan abiotik. Jika sudah tertanggu, maka kehidupan mahluk hidup di ekosistem
sekitarnya juga bisa terganggu termasuk lingkungan manusia. Selain itu jikalau
banyak sampah di sungai ataupun danau, bisa menjadi sarang penyakit sehingg
kesehatan kita dapat terganggu. Lalu beberapa mahluk hidup lain seperti tanaman
dan hewan bisa mati.
Ada
banyak sekali solusi yang dapat kita lakukan untuk mecegah dan menanggulangi
pencemaran yang terjadi di ekositem Situ Gintung ini. Cara yang paling mudah
adalah membuang sampah di tempat sampah. Dengan cara ini pencemaran air maupun
tanah akan berkurang sedikit demi sedikit. Tetapi cara ini juga harus didukung
dengan jumlah tempat sampah yang banyak dan tidak terlalu berjauhan sehingga
dapat dijangkau dengan mudah oleh warga sekitar. Tetapi jika memang tidak ada
tempat sampah, bawa saja sampah yang kita temukan lalu buanglah jika sudah
menemukannya. Lalu ide saya untuk mengurangi pencemaran di ekosistem Situ
Gintung adalah melakukan kerja bakti oleh warga sekitar. Jika badan ingin sehat
karena berolahraga maka lingkungan juga harus sehat dengan kerja bakti. Itulah beberapa
solusi yang dapat kita lakukan untuk menjaga ekositem.
#haribumi
KEEP ON WRITING AND TYPING!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar