Jumat, 24 April 2015

Lingkungan: Ekosistem Situ Gintung



I.              Hipotesa

Aku  memilih ekosistem Situ Gintung karena dekat dengan rumah. Lalu setelah setelah aku analisa secara fisiknya ternyata menurut saya tercemar. Saya menyimpulkan bahwa air dan tanah di sekitar Situ Gintung tercemar karena airnya berwarna coklat kehitaman dan agak bau. Lalu tanahnya berwarna coklat kehitaman, bertekstur keras tapi tak memiliki bau. Selain itu terdapat tanaman eceng gondok di bagian sungainya dan juga banyak sampah plastik.







II.            Analisa Data

  Aku menganalisa pH dan tes laboratorium, aku menyimpulkan bahwa air ekosistem Situ Gintung tercemar. Karena memiliki pH dibawah 7 yaitu 5. Kenapa aku menyimpulkan seperti itu, karena setiap lingkungan yang memiliki air dengan pH dibawah 7, berarti air itu tercemar. Selain itu tanah yang aku tes laboratorium, memiliki pH dibawah 7 juga yaitu 6. Selain itu aku juga menganalisa dengan lakumus merah dan lakmus biru. Pada air lakmus merah = lakmus merah, lakmus biru = lakmus biru. Pada tanah juga sama yaitu lakmus merah = lakmus merah, lakmus biru = lakmus biru. Jadi tanah dan air adalah garam.

III.           Interaksi Antar Komponen Pada Ekosistem

        Pada setiap ekosistem terdapat komponen biotik dan abiotik. Pada ekosistem Situ Gintung komponen abiotiknya adalah: sinar matahari, air, tanah, pH, suhu, kelembapan, dan udara. Pada  ekosistem Situ Gintung, terdapat komponen biotik yaitu: buaya, ikan air tawar, rumput, kodok, belut, ular, bunga, kupu-kupu, dan plankton.

        Interaksi antar komponen biotik dan abiotik yang ada di ekositem Situ Gintung ada beberapa.  Pertama adalah buaya dengan udara. Buaya membutuhkan udara untuk bernafas sehingga di dapat bertahan hidup. Lalu kodok dengan kelembapan. Kodok membutuhkan kelembapan agar kulitnya selalu basah sehingga saat berada di air dapat menggunakan kulitnya untuk bernapas. Lalu ada ikan air tawar dengan air. Ikan air tawar sangat membutuhkan air untuk hidup karena ikan air tawar hidup di air. Lalu ada rumput dengan sinar matahari dan tanah. Rumput membutuhkan sinar matahari dan tanah karena untuk membuat makanannya sendiri, rumput membutuhkan bahan-bahannya dari tanah yaitu zat hara dan sinar matahari. Lalu belut membutuhkan air untuk hidup karena belut hidup di air. Plankton juga membutuhkan suhu yang seimbang untuk hidup, karena jika suhunya terlalu tinggi dan terlalu rendah, plankton dapat mati. Kupu-kupu membutuhkan udara untuk bernafas dan bunga membutuhkan tanah untuk hidup

        Lalu ada interaksi antar komponen biotik. Interaksi antar komponen biotik ini disebut simbiosis. Ada beberapa simbiosis yang terjadi di ekositem ini. Pertama adalah simbiosis predatorisme antara buaya dan ikan air tawar. Disebut simbiosis predatorisme karena buaya memangsa ikan air tawar. Lalu ada simbiosis mutualisme antara kupu-kupu dan bunga. Disebut simbiosis mutualisme karena kupu kupu membutuhkan nektar untuk makan dan akibat bantuan kupu-kupu, bunga bisa berkembang biak. Lalu ada simbiosis predatorisme lagi antara katak dan ular. Simbiosis ini disebut predatorisme karena kular bersifat predator dan memangsa katak sebagai makanannya. Lalu ada simbiosis predatorisme antara katak dan kupu-kupu karena katak memakan kupu-kupu sebagai makanannya. Lalu ada lagi simbiosis predatorisme di Situ Gintung yaitu antara buaya dengan belut karena buaya memakan belut sebagai makanannya. Jadi kesimpulan yang aku dapat bahwa di Situ Gintung terdapat bebarapa simbiosis dany simbiosis yang paling banyak adalah simibosis predatorisme yang berarti memangsa mangsanya atau makanannya.

IV.          Penyebab, Dampak, dan solusi Dari Pencemaran yang Terjadi




        Pada analisa data sudah saya simpulkan bahwa air dan tanah yang berada di lokasi Situ Gintung tercemar. Setiap pencemaran yang terjdi pasti ada penyebabnya. Pada lokasi Situ Gintung ini, penyebabnya terjadi pencemaran adalah pembuangan sampah sembarangan oleh masyarakat atau warga sekitar. Biasanya terjadi saat hari Sabtu dan Minggu saat dimana banyak orang datang untuk melakukan olahraga pagi dan juga SKJ. Seperti pada gambar diatas bahwa banyak sampah dibawah Bendungan Situ Gintung. Selain itu penyebab terjadinya pencemaran ini adalah penggunanaan limbah deterjen yang cukup banyak oleh warga sekitar, lalu dialirkan melalui selokan ke sungai Situ Gintung yang akan diteruskan ke Kali Pesanggrahan.

        Banyak sekali dampak yang bisa saja terjadi atau bahkan sudah terjadi di ekositem Situ Gintung ini. Dampak yang pertama adalah ekositem di sekitar Danau Situ Gintung dapat rusak sehingga dapat mengganggu interaksi antara komponen biotik dengan biotik maupun biotik dengan abiotik. Jika sudah tertanggu, maka kehidupan mahluk hidup di ekosistem sekitarnya juga bisa terganggu termasuk lingkungan manusia. Selain itu jikalau banyak sampah di sungai ataupun danau, bisa menjadi sarang penyakit sehingg kesehatan kita dapat terganggu. Lalu beberapa mahluk hidup lain seperti tanaman dan hewan bisa mati.

         Ada banyak sekali solusi yang dapat kita lakukan untuk mecegah dan menanggulangi pencemaran yang terjadi di ekositem Situ Gintung ini. Cara yang paling mudah adalah membuang sampah di tempat sampah. Dengan cara ini pencemaran air maupun tanah akan berkurang sedikit demi sedikit. Tetapi cara ini juga harus didukung dengan jumlah tempat sampah yang banyak dan tidak terlalu berjauhan sehingga dapat dijangkau dengan mudah oleh warga sekitar. Tetapi jika memang tidak ada tempat sampah, bawa saja sampah yang kita temukan lalu buanglah jika sudah menemukannya. Lalu ide saya untuk mengurangi pencemaran di ekosistem Situ Gintung adalah melakukan kerja bakti oleh warga sekitar. Jika badan ingin sehat karena berolahraga maka lingkungan juga harus sehat dengan kerja bakti. Itulah beberapa solusi yang dapat kita lakukan untuk menjaga ekositem.


#haribumi



KEEP ON WRITING AND TYPING!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar