Selasa, 03 Mei 2016

Cerpen Hari Kartini dan Hari Bumi: Kembalikan Sampah Plastikku



     
       Sampah plastik adalah sampah yang terbuat dari plastik sudah tidak terpakai lalu dibuang begitu saja. Sampah plastik yang sudah tak terpakai ini  biasanya bertebaran di tempat sampah dan juga pinggir jalan. Kota-kota metropolitan yang besar dengan jumlah penduduknya banyak merupakan salah satu tempat surganya sampah plastik.


          Aku adalah seorang pemulung cilik yang tugasnya hanya memungut sampah di jalanan ibukota. Tempat aku berkerja ini adalah salah satu kota besar di Indonesia. Kotor dan jorok adalah dua kata yang pantas untuk menunjukkan betapa buruknya kota yang menjadi pusat bisnis dan juga pemerintahan di Indonesia.

          Namaku adalah Andi. Aku adalah anak yatim piatu yang hanya tinggal dengan kakakku. Aku seharusnya bersekolah dan duduk di kelas 5 SD. Namun karena masalah finansial aku harus putus sekolah dan bekerja sebagai pemulung, mengikuti jejak kakakku yang juga seorang pemulung. Aku tinggal di kampung kumuh yang berada di pinggiran Sungai Ciliwung

          Aku biasa mengumpulkan sampah plastik bekas seperti botol ataupun gelas yang sudah tak terpakai untuk aku jual ke pengepul sampah plastik. Aku mengumpulkan sampah plastik di pinggir jalanan atau di dalam komplek-komplek. Namun yang aku sukai adalah mengumpulkan sampah plastik dari komplek karena biasanya aku mendapatkan banyak sampah dari sana.

         Aku giat mencari dan juga mengumpulkan sampah. Kesana dan kemari mengelilingi sudut-sudut kota Jakarta demi sebuah botol bekas tak terpakai yang hanya menjadi perusak suasana bagi orang lain. Namu bagi kami, para pemulung, sampah plasti merupakan harta yang harus dicari setiap hari.

          Aku memungut sampah plastik dan menympannya di dalam gubuk yang aku tinggali. Gubukku hanya seluas 20 meter persegi. Aku tidak tahu apakah ini cukup luas atau kecil namun aku membutuhkan tempat lebih besar. Sampah yang aku kumpulkan aku masukkan semuanya ke dalam rumah. Karena jumlahnya yang sangat banyak rumahku sangatlah penuh. Sampah yang ada di rumah hanya sampahku saja. Jikalau sampah kakakku juga dimasukkan kesana. Rumahku tidak akan cukup untuk aku tiduri. Aku sedang memikirkan bagaimana cara agar sampah plastik ini lebih berguna dari pada hanya diberikan pengepul.

       Suatu hari kulihat rumahku kosong tanpa sampah plastik. Paniklah diriku karena semua sampah plastik telah hilang. Kakakku telah pergi duluan mencari sampah. Kucari ke setiap sudut rumah tapi tak membuahkan hasil. Padahal sampah plastikku akan aku buat menjadi seuatu. Sia-sia sudah usahaku untuk mebuat dunia menjadi lebih baik walaupun hanya dengan usaha kecil.

         Saat kakakku pulang ke rumah. Aku langsung datang kepadanya dan membentaknya. Aku memberitahu ia bahwa sebenarnya sampah itu ia kumpulkan untuk dibuat menjadi sesuatu. Kakakku yang tidak tahu apa-apa sontak kaget. Mengapa adiknya tiba-tiba memarahinya saat pulang kerumah. Tak mau ambil pusing kakakku hanya berterus terang bahwa ia

       memang mengambilnya dan membawanya ke pengepul agar bias mendapatkan uang, karena jumlah sampah plastikku yang banyak dapat menghsailkan uang yang banyak juga. Aku memberitahu ia bahwa dengan membuat sasuatu dengan sampah plastik, kita dapat menghasilkan uang lebih banyak dan lebih berkontribusi dalam menyelamatkan bumi. Mendengar itu kakakku meminta maaf dan pergi.

          Tidak mau kejadian terulang kembali, aku menyimpan hasil memungut sampah plastikku di sebuah aula di dalam komplek. Aku sudah diberi ijin untuk menyimpannya di sana. Sambil menyelam minum air. Sambil mengumpulkan sampah aku mulai membuat kerajinan dari sampah plastik seperti, mainan anak, pot bunga dan tanaman, lampu gantung, hiasan dinding, boneka, dll. Dari usahaku banyak anak-anak yang tinggal di komplek itu mulai datang ke aula. Pertama-tama mereka hanya melihat namun seiring berjalannya waktu mereka ikut membantu membuat. Melihat ini banyak warga yang mengapresiasi usahaku. Usaha ku selama ini tidak sia-sia ternyata

          Dari hanya memulung sampah plastik, kini aku menjual kerajinan dari plastikku dan banyak orang yang membeli. Akhirnya aku dapat bersekolah kembali dan melanjutkan pendidikan. Aku belajar sesuatu dari usahaku, bahwa kita harus membuat perubahan dalam hidup kita dan aku sudah melakukannya. Aku membawa perubahan bagi di sendiri, orang lain dan juga bumi kita walaupun hanya dimulai dari sampah plastik yang tidak berguna… Pemulung adalah pahlawan tanpa tanda jasa…

Selamat Hari Kartini dan Hari Bumi...

Keep On Writing and Typing!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar